Transformasi Linear

Nama : Angel Natassya Lumbantobing
Nim : 202231004

               TRANSFORMASI LINEAR

Transformasi linear yang dimaksud adalah perpindahan dari satu ruang yang biasa dinamakan dengan domain ke ruang lain yang dinamakan kodomain.

Adapun aturan transformasi linear adalah :
Contoh-contoh Transformasi Linear :
a. Pemetaan Nol
Pemetaan nol adalah fungsi yang memetakan setiap vektor di ๐‘‰ ke vektor nol.
Misalkan ๐‘‡ โˆถ ๐‘‰ โ†’ ๐‘Š dengan ๐‘‡(๐‘ฅ) = 0 adalah pemetaan yang
menghubungkan vektor nol 0 โˆˆ ๐‘Š ke setiap ๐‘ฃ โˆˆ ๐‘‰. Untuk sebarang
vektor ๐‘ข, ๐‘ฃ โˆˆ ๐‘‰ maka:
1. ๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = 0
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = (0 + 0)
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐‘‡(๐‘ข) + ๐‘‡(๐‘ฃ)

2. ๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = 0
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜. 0
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜๐‘‡(๐‘ข)
Jadi, ๐‘‡ โˆถ ๐‘‰ โ†’ ๐‘Š dengan ๐‘‡(๐‘ฅ) = 0 adalah transformasi linear.

b. Pemetaan Identitas
Pemetaan identitas adalah fungsi yang memetakan ๐‘ฃ ke dirinya
sendiri. Pemetaan ๐‘‡ โˆถ ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰ yang didefinisikan oleh ๐‘‡(๐‘ฃ) = ๐‘‰ biasanya
dinotasikan oleh ๐ผ.
Perhatikan pemetaan identitas ๐ผ โˆถ ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰ dengan ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = ๐‘ฅ, ๐‘ฆ
yang memetakan tiap ๐‘ฃ โˆˆ ๐‘‰ ke dirinya sendiri. Maka untuk sebarang ๐‘ข,
๐‘ฃ โˆˆ ๐‘‰ vektor mempunyai:
1. ๐ผ(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐‘ข + ๐‘ฃ
๐ผ(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐ผ(๐‘ข) + ๐ผ(๐‘ฃ)
2. Ambil ๐‘ข โˆˆ ๐‘‰ dan ๐‘˜ skalar, maka:
๐ผ(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜๐‘ข
๐ผ(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜๐ผ(๐‘ข)
Jadi, ๐ผ โˆถ ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰ dengan ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = ๐‘ฅ, ๐‘ฆ adalah transformasi linear.

c. Pemetaan dari ๐‘นยฒ ke ๐‘น
Apakah fungsi ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 2 + 3๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ merupakan transformasi linear?
Penyelesaian. ๐‘‡: ๐‘…ยฒ โ†’ ๐‘…
(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ†’ (2 + 3๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ)
Misalkan ๐‘ข = (๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) dan ๐‘ฃ = (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2)
1. ๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ((๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1
) + (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2))
= ๐‘‡(๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2, ๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2)
= (2 + 3(๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2) โˆ’ (๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2))
= (2 + 3๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ1 โˆ’ ๐‘ฆ2)
= 2 + 3๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1 + 3๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2
= ๐‘‡(2 + 3๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1) + ๐‘‡(3๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)
= ๐‘‡(๐‘ข) + ๐‘‡(3๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)
๐‘‡(3๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2) โ‰  ๐‘‡(๐‘ฃ)

2. ๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘‡(2๐‘˜ + 3๐‘˜๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘˜๐‘ฆ1)
= ๐‘˜๐‘‡(2 + 3๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)
= ๐‘˜๐‘‡(๐‘ข)
Karena pada kondisi pertama tidak memenuhi, maka ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 2 + 3๐‘ฅ โˆ’
๐‘ฆ bukan merupakan transformasi linear.
Karena pada kondisi pertama tidak memenuhi, maka ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 2 + 3๐‘ฅ โˆ’
๐‘ฆ bukan merupakan transformasi linear.
Contoh penyangkal untuk kondisi kedua, dimisalkan
๐‘ข = (2, 3), ๐‘˜ = 5 maka, ๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘‡((๐‘˜)2, (๐‘˜)3)
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘‡((5)2, (5)3)
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘‡(10, 15) 
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = 2 + 3.10 โˆ’ 15
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = 17
Sedangkan untuk ๐‘˜๐‘‡(๐‘ข) = 5๐‘‡(๐‘ข)
๐‘˜๐‘‡(๐‘ข) = 5๐‘‡(2, 3)
๐‘˜๐‘‡(๐‘ข) = 5(2 + 3.2 โˆ’ 3)
๐‘˜๐‘‡(๐‘ข) = 5(5)
๐‘˜๐‘‡(๐‘ข) = 25
Jadi, ๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) โ‰  ๐‘˜๐‘‡(๐‘ข)
17 โ‰  25
Sehingga, fungsi ๐‘‡(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 2 + 3๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ bukan transformasi linear

d. Pemetaan dari ๐‘นยฒ ke ๐‘นยฒ
Misalkan ๐‘‡: ๐‘…
2 โ†’ ๐‘…ยฒ
adalah fungsi yang didefinisikan oleh
๐‘‡(๐‘ฃ) = (2๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dengan ๐‘ฃ = (๐‘ฅ, ๐‘ฆ) di ๐‘…ยฒ.
Apakah ๐‘‡ merupakan transformasi linear!
Penyelesaian.
Misalkan ๐‘ข = (๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) dan ๐‘ฃ = (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2)
1. ๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ((๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) + (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2))
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐‘‡(๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2, ๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2)
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = (2(๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2), (๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2))
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = (2๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ2), (๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2)
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = (2๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ2, ๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2)
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ((2๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) + (2๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2))
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐‘‡(๐‘ข) + ๐‘‡(๐‘ฃ)

2. ๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘‡(๐‘˜๐‘ฅ1, ๐‘˜๐‘ฆ1)
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = (๐‘˜2๐‘ฅ1, ๐‘˜๐‘ฆ1)
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜(2๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1)
๐‘‡(๐‘˜๐‘ข) = ๐‘˜๐‘‡(๐‘ข)
Jadi ๐‘‡: ๐‘…ยฒ โ†’ ๐‘…ยฒ dengan ๐‘‡(๐‘ฃ) = (2๐‘ฅ, ๐‘ฆ) adalah transformasi linear.

e. Pemetaan dari ๐‘นยฒ ke ๐‘นยณ
f. Pemetaan Konstan
Pemetaan konstan adalah suatu fungsi yang menghasilkan suatu konstanta (tetapan). Pemetaan ๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘Š yang didefinisikan oleh ๐‘‡(๐‘ข) = ๐‘. Dengan ๐‘ข โˆˆ ๐‘‰ dan ๐‘ adalah suatu konstanta. Karena suatu konstanta tidak bisa menjadi suatu vektor, maka pemetaan konstan bukan
merupakan suatu transformasi linear.
Misalkan ๐‘‡: ๐‘…ยฒ โ†’ ๐ถ adalah fungsi yang didefinisikan oleh :
๐‘‡(๐‘ฃ) = (๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dengan ๐‘ฃ = (๐‘ฅ, ๐‘ฆ) di ๐‘…ยฒ dan ๐ถ โˆˆ ๐‘…. Tunjukkan apakah ๐‘‡ merupakan suatu transformasi linear.
Misalkan ๐‘ข = (๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) dan ๐‘ฃ = (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2)
๐‘‡(๐‘ข + ๐‘ฃ) = ๐‘‡((๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) + (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2)
= ๐‘‡(๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2, ๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2)
= ((๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2), (๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2))
= ((๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) + (๐‘ฅ2 + ๐‘ฆ2))
= ๐‘‡(๐‘ข) + ๐‘‡(๐‘ฃ)
โ‰  ๐‘
Karena kondisi pertama tidak memenuhi, maka ๐‘‡: ๐‘…ยฒ โ†’ ๐ถ bukan
merupakan suatu transformasi linear.
Berdasarkan beberapa contoh pemetaan, dapat disimpulkan bahwa
suatu fungsi dikatakan transformasi linear, jika 2 kondisi atau syarat yang
berdasarkan definisi-1 terpenuhi.

Terimakasih!

Postingan populer dari blog ini

Adjoin Matriks